Humas Fapsi — Penantian empat tahun acara Temu Ilmiah HIMPSI membuahkan hasil di tahun 2022, di mana pada hari Jumat (30/9) s.d Minggu (2/10) tepatnya di Parapat, Danau Toba acara Temu Ilmiah HIMPSI diadakan. Sebelumnya, rangkaian acara secara beriringan mensosialisasikan acara ini seperti asosiasi tentang peningkatan kompetensi, wawasan, keterampilan dari masing-masing bidang psikologi seperti Psikologi Industri dan Organisasi, Psikologi Forensik, dan Psikologi Anak.

Agenda Temu Ilmiah HIMPSI yaitu membahas mengenai standar pelayanan psikologi dan arah perkembangan psikologi setelah diresmikannya UU PLP (Undang-undang Pendidikan dan Layanan Psikologi) yang diusulkan oleh ketua komisi 10. Ibu Desy Ratnasari menjadi pengusung persatuan HIMPSI untuk meminimalisir perpecahan antar anggota HIMPSI atas peresmian UU PLP tersebut. Selain itu, diadakan masa pergantian ketua HIMPSI dimana ketua HIMPSI sebelumnya, Prof. Dr. Seger Handoyo, Psikolog dan ketua AP2TPI, Ibu Zahrotur Rusyda Hinduan, S.Psi, M.O.P., Ph.D melakukan pelaporan dan di akhir acara telah ditentukan ketua HIMPSI yang baru.

Peserta Temu Ilmiah HIMPSI di Sumatera Utara. [Foto: Humas Fapsi]

Acara yang diselenggarakan oleh HIMPSI Sumatera Utara ini memiliki tujuan untuk mempresentasikan penelitian terkini yang dilakukan oleh insan psikologi di Indonesia mulai dari tingkat universitas, asosiasi, praktisi hingga lembaga terkait seperti Dinas Psikologi Angkatan Darat dan Angkatan Laut, Lembaga Penelitian Psikologi, serta rumah sakit. Topik presentasi yang diangkat sangat beragam yaitu Psikologi Digital, Psikologi Pariwisata dan Industri Kreatif, Psikologi Indigenous, Psikologi Positif dan Kesehatan Mental, Psikologi Forensik dan Kebijakan Publik, Psikologi Industri dan Organisasi, Psikologi Perkembangan, Psikologi Resiliensi dan Psikoterapi Islam, dan lain-lain. Hal ini menunjukan tren perkembangan penelitian Psikologi di Indonesia. Tentunya, 150 peserta yang presentasi akan kurang lengkap jika tidak dihadiri perwakilan dari Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran. Perwakilan Fapsi Unpad yang menghadiri acara tersebut adalah Dr. Anissa Lestari Kadiyono, M.Psi, Psikolog, dengan topik presentasi Psikologi Positif dan Kesehatan Mental. Selain itu, perwakilan Fapsi Unpad yang hadir diantaranya, Zahrotur Rusyda Hinduan,S.Psi., MOP, Ph.D, Dr. Yus Nugraha, M.A, dan Hari Setyowibowo, S.Psi., M.Psi., Ph.D., Psikolog

Beberapa Perwakilan Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Dalam Temu Ilmiah HIMPSI 2022 Bersama Ketua Umum Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia. [Foto: Humas Fapsi]

Tak tanggung-tanggung, Dr. Anissa Lestari Kadiyono, M.Psi, Psikolog mempresentasikan hasil penelitian bersama kedua rekannya yang berasal dari Universitas Maranatha mengenai “Well Being pada Remote Worker di Indonesia yang Bekerja di Bidang IT: Studi Deskriptif”. Pengambilan topik penelitian dilatarbelakangi oleh perubahan bentuk bekerja — yang walaupun sudah terjadi dalam 10 tahun terakhir ini — perkembangannya semakin masif sejak awal pandemi. Orang-orang tetap mengupayakan untuk bekerja secara produktif walaupun tidak bisa bertemu langsung karena adanya pembatasan. Salah satu contoh pada bidang Psikologi yaitu pemberlakuan Tele Asesmen dan Tele Intervensi secara daring yang diatur pada Surat Keputusan AP2TPI Nomor 1/Kep/AP2TPI/2021. Meskipun situasi berubah, kebutuhan dasar individu untuk tetap merasa bahagia dan memiliki well-being tetaplah sama. Biarpun dapat mengerjakan pekerjaan dari rumah (work from home) dan bukan dari kantor, individu tetap dapat merasakan adanya beban kerja. Tentu, dalam lingkungan yang berbeda pun pastinya ada perbedaan, misalnya dari segi tempat dan hubungan. Hal yang kemudian ditelaah pada penelitian ini yaitu tekanan dan bentuknya dari sisi pemaknaan well-being. Penelitian ini berusaha menguak apakah bekerja secara daring lebih bahagia dan dapat menjaga well-being atau tidak.

Temuan dari penelitian ini sangatlah menarik, ternyata tidak ada masalah dan perbedaan antara remote worker yang bekerja dari rumah secara penuh dan remote worker yang bekerja secara hybrid (di rumah dan di kantor), justru perbedaan terlihat pada tingkat kebahagiaan antara perempuan dan laki-laki. Penelitian membuktikan bahwa tingkat kebahagiaan perempuan yang bekerja dari rumah lebih rendah daripada laki-laki. Selain itu, hubungan antar individu juga memegang peranan penting yang dapat mempengaruhi kualitas kebahagiaan seseorang. Hal ini menjadi esensial untuk menjaga well-being individu tersebut, dari manapun individu itu bekerja.

Adapun menurut Ibu Anissa, yang membuat beda Temu Ilmiah HIMPSI kali ini adalah euforia yang dirasakan saat bertemu dengan rekan sejawat dari seluruh penjuru Indonesia. Acara yang sudah dinanti-nanti ini juga menjadi ajang silaturahmi beliau dengan mahasiswa-mahasiswanya yang sekarang sudah lulus Program Studi Magister Profesi Psikolog. Beliau bahkan berkata bahwa Temu Ilmiah HIMPSI kali ini terasa seperti sebuah reuni, secara satu dan lainnya sudah saling mengenal baik. Temu ilmiah kali ini pun menjadi momen yang baik untuk membangun relasi baru untuk berkolaborasi di kemudian hari.

Untuk kedepannya, harapan dari Ibu Anissa untuk Temu Ilmiah HIMPSI selanjutnya adalah agar Fapsi Unpad — baik mahasiswa maupun dosen — dapat ikut serta secara langsung. Beliau pun mengatakan bahwa pendaftarannya relatif mudah, hanya saja harus cepat karena animo dari rekan-rekan sejawat dari seluruh Indonesia cukup besar. Ada begitu banyak informasi dan pengalaman yang bisa didapatkan selama mengikuti temu ilmiah semacam ini. Dengan begitu, diharapkan masing-masing individu dapat lebih mengenali apa saja asosiasi Psikologi serta perkembangan ilmu Psikologi terkini. (H/SKN)