Humas Fapsi — Peluncuran buku berjudul “Well-Being: Konsep, Penelitian, dan Penerapannya di Indonesia” akhirnya resmi dilakukan. Pada hari Sabtu, 19 November 2022 dilaksanakan launching buku tersebut melalui platform Zoom meeting yang dihadiri oleh para dosen dan pihak yang ikut andil dalam penulisan buku ini. Kegiatan yang dilakukan diantaranya yaitu; sambutan oleh Dekan Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran, Ibu Zahrotur Rusyda Hinduan, MOP, Ph.D., Psikolog kemudian dilanjutkan dengan penyerahan buku well-being oleh Ibu R. Juke Siregar selaku ketua Academic Leadership Grant (ALG) kepada Ibu Dekan Fapsi Unpad. Selanjutnya, terdapat sesi bedah isi buku yang dibahas tuntas oleh chief editor buku yaitu Dr. Zainal Abidin, M.Psi. Tak berhenti hingga disitu saja, kegiatan selanjutnya yaitu sesi pembahas buku yang menghadirkan ketiga pembicara yaitu, Prof. Arief Anshory Yusuf, Ph.D yang merupakan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran, Dr. Bagus Takwin, Psikolog yang merupakan Dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, dan Dr. Nani Nurrachman Sutojo yang merupakan Dosen Fakultas Psikologi Universitas Atmajaya Jakarta. Mereka masing-masing menjelaskan latar belakang pembuatan buku ini dan saling melengkapi dari berbagai aspek, ditinjau dari sisi Ekonomi dan Bisnis serta Psikologi.


Launching Buku berjudul “Well-Being: Konsep, Penelitian, dan Penerapannya di Indonesia”
Foto: Humas Fapsi
Buku yang disusun oleh tim penulis dari 13 universitas terbaik di Indonesia (30 penulis) dari dosen hingga mahasiswa merupakan bentuk dari upaya Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran untuk meningkatkan well-being di Indonesia yang diharapkan dapat membawa manfaat bagi masyarakat baik di bidang Psikologi hingga masyarakat umum. Proses pembuatan buku ini merupakan hasil karya dari segala rangkaian kegiatan yang dilakukan mulai dari riset, kerja sama dengan pihak luar Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran, intervensi, hingga publikasi. Namun, kegiatan intervensi kepada komunitas yang membutuhkan terpaksa sempat tidak dapat dilakukan akibat adanya Pandemi Covid-19, tetapi dengan usaha dan dukungan dari banyak pihak publikasi buku ini tetap dapat terlaksana.


Sesi Bedah Buku Bersama Dr. Zainal Abidin, M.Psi yang merupakan chief editor dipandu Fitri Ariyanti Abidin, M.Psi., Psikolog yang selaku moderator.
Foto: Humas Fapsi
Dalam sesi bedah isi buku, dikatakan bahwa terdapat enam bagian isi buku yaitu konsep well-being, pengukuran well-being, well-being dalam konteks budaya dan masyarakat, well-being dalam konteks pendidikan dan pekerjaan, well-being dalam konteks spesifik, dan intervensi untuk meningkatkan well-being. Materi yang ada dalam buku ini diperoleh melalui narasumber webinar tim ALG yang terdiri dari anggota tim ALG dan sejumlah akademisi serta praktisi dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, Belanda, dan Spanyol. Selain dari narasumber, terdapat sumbangan materi buku dari kolega Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran yang pernah melaksanakan riset dan aplikasi well-being.
Alasan dibalik terciptanya buku ini adalah situasi Pandemi Covid-19 yang berdampak pada kondisi well-being setiap umat manusia. Dampak yang ditimbulkan yaitu pertama, menurunnya kualitas kesejahteraan warga masyarakat karena mengalami stress yang didukung oleh riset yang telah dilakukan serta tidak kembalinya well-being karena proses transisi (new normal) yang terjadi. Kedua, melalui survei yang dilakukan oleh BPS mengenai indeks kebahagiaan masyarakat, Negara Indonesia sejak tahun 2014 belum mendapatkan perhatian dan rujukan dari pemerintah, korporasi, dan masyarakat. Padahal, kebahagiaan merupakan indikator utama dalam mengukur keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah. Ketiga, well-being penting untuk diteliti, dikembangkan, dan ditingkatkan di Indonesia agar aspek-aspek dalam kehidupan individu, sosial, budaya, dan politik memiliki efek positifnya. Terakhir, well-being ternyata berkorelasi positif dengan pendidikan yang pada dasarnya siswa membutuhkan guru yang bahagia bukan yang sempurna sehingga dapat memotivasi siswa untuk belajar.

Penjelasan Well-being dan Kaitannya dengan Aspek Ekonomi oleh Prof. Arief Anshory Yusuf, Ph.D.
Foto: Humas Fapsi
Setelah penyampaian dari sang chief editor, acara dilanjutkan dengan sesi pembedahan dan pembahasan buku yang dimulai oleh Prof. Arief Anshory Yusuf, Ph.D. Well-being merupakan pengalaman kesehatan, kegembiraan, dan kemakmuran di mana individu memiliki kesehatan mental yang baik, kepuasan hidup tinggi, rasa bermakna atau memiliki tujuan, dan kemampuan untuk mengelola stres. Buku well-being ini disebut memiliki urgensi tinggi, komprehensif, berlandaskan pada data-data dan fakta ilmiah sehingga memiliki kualitas akademik yang baik, serta menjadi penunjang perkembangan bagi manusia — khususnya di Indonesia yang merupakan negara berkembang dan membutuhkan cara pengelolaan serta sumber daya yang baik. Profesor Arief melihat bagaimana Indonesia selalu memasang target untuk menjadi 5 negara terbaik, menumbuhkan pertumbuhan ekonomi, dan hal-hal ini disebut sebagai growth obsession. Hal-hal ini memanglah esensial dan akan sangat menunjang bangsa, tetapi sampai saat ini langkah-langkah menuju hal tersebut masih belum lengkap. Ketika dilihat melalui kacamata ekonomi, kita menyadari bahwa meskipun aspek finansial merupakan suatu hal yang penting, uang bukanlah satu-satunya yang berperan. Negara-negara yang tingkat kebahagiaannya tinggi memanglah negara-negara kaya, tetapi selain pemasukan secara finansial, masih ada faktor lain seperti kesehatan, pendidikan, generosity, dll. Oleh karena itu, selain faktor objective well-being yang menilik keadaan dan kondisi umum suatu komunitas, subjective well-being juga menjadi suatu hal yang penting bagi masyarakat luas. Pada hal ini, masyarakat itu pun termasuk orang-orang tua, orang-orang yang terpencil, serta kelompok-kelompok yang rentan mendapatkan perlakuan tidak mengenakkan.

Sesi Pembahasan Buku Bersama Akademisi dan Praktisi Lain dari Berbagai Kampus di Indonesia
Foto: Humas Fapsi
Dr. Bagus Takwin, Psikolog pun ikut menambahkan dari sudut pandang Psikologi. Menurutnya, Psikologi dapat menjadi pemikiran yang bermakna dan memberi sumbangan berarti pada kehidupan manusia dan menghasilkan pengetahuan dengan landasan ilmiah yang terjustifikasi dan memadai, dapat diterapkan untuk membantu orang berbahagia. Buku well-being ini menjadi sangat baik karena hadir dari konsep, penelitian, dan ranah yang ada di Indonesia secara jelas pada waktu banyaknya terjemahan/riset dari luar. Well-being baik bagi pada masyarakat dan individu memiliki pengaruh yang signifikan. Ketika seseorang memiliki kondisi yang baik, mereka pun akan jadi lebih resilien terhadap stres, menjalani hidup secara positif dan penuh makna, mampu membina hubungan, dan melakukan kegiatan-kegiatan prososial. Hal ini pun menumbuhkan kekuatan yang memberdayakan manusia dalam mengembangkan peradaban dan kebudayaan. Untuk mempromosikan well-being pun diperlukan tindakan dan inisiatif sistematis yang efektif di Indonesia. Usaha ini tentu harus dilakukan secara menyeluruh dan masif. Dengan begitu, harapannya selain subjective well-being dalam diri, dalam kelompok masyarakat dan sosial pun tumbuh rasa untuk mau berpartisipasi dan merasa saling dihargai serta terhubung dengan lingkungan sosial.
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, Dr. Nani Nurrachman Sutojo pun ikut menyampaikan bahwa subjective well-being pun menjadi penting untuk perubahan dan pergerakan sosial, utamanya di negara kita saat ini. Buku well-being ini pun memaparkan bagaimana kondisi saat ini erat kaitannya dengan budaya yang menjadi variabel penelitian pada komunitas tersebut. Sehingga untuk menginterpretasikan pengetahuan lokal pun tentunya membutuhkan kepiawaian. Konsep well-being ini pun dapat dijadikan sebagai prinsip dan landasan pengembangan modul intervensi karena menilik dari segi Biopsikologi dan Neurosains juga. Harapannya, ke depannya buku ini pun bisa menjadi sebuah modul intervensi yang mengawali lebih banyak lagi penelitian-penelitian baru yang terkait. Selain itu, akan sangat baik juga apabila di kemudian hari diadakan kolaborasi meta-multidisiplin ilmu sehingga lebih banyak hal baru yang terkuak, penemuan dan pengetahuan baru yang diketahui, serta dapat bermanfaat untuk orang luas. *(H/SKN)